Selasa, 22 Juli 2025

Pussimpur Latihan Jelajah Medan di Taman Hutan Raya Bandung, Hingga Telusuri Gua Belanda

    Juli 22, 2025   No comments



Pussimpur Latihan Jelajah Medan di Taman Hutan Raya Bandung, Hingga Telusuri Gua Belanda

Bandung, - Puluhan Prajurit dari Pusat Simulasi Tempur (Pussimpur) Kodiklatad melaksanakan latihan jelajah medan di area Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda Kompleks, Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa pagi, (22/07/2025).

Diawali dengan apel pengecekan oleh Danlat di Lapangan Apel Pussimpur, yang bermarkas di Jalan Halmahera Nomor 5 Kota Bandung, prajurit Pussimpur kemudian bergerak dengan menaiki kendaraan truk,  konvoi bersama mobil ambulan menuju daerah latihan.

Setelah kurang lebih 30 menit menelusuri jalanan pagi Kota Bandung yang ramai dan padat, akhirnya rombongan prajurit Pussimpur tiba di Pintu IV Taman Hutan Raya (Tahura ) Jl. Maribaya, Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Dari sinilah nantinya prajurit Pussimpur memulai latihan jelajah medan.

Setelah dilakukan pemeriksaan kondisi fisik oleh Tim Kesehatan Kodiklatad dan dinyatakan seluruhnya dapat mengikuti kegiatan latihan, prajurit Pussimpur kemudian mendapat pengarahan dari Komandan Pussimpur (Danpussimpur) Kolonel Inf Trijoko Adiwiyono, S.H., M.Si. Dalam arahannya, Danpussimpur menyampaikan tujuan dilaksanakannya latihan jelajah medan tersebut.

"Tujuan latihan jelajah medan ini sebenarnya untuk lebih mengenal lingkungan di sekitar tempat kita bertugas, namun karena keberadaan Pussimpur terletak di lingkungan yang ramai dan padat, sehingga latihan kita laksanakan di sini," kata Danpussimpur.

Meski demikian, lanjut Danpussimpur, kegiatan ini justru akan lebih bermanfaat bagi kesehatan dan kemampuan fisik prajurit Pussimpur. "Daerah ini masih sangat alami dengan udaranya yang sejuk, bila kita berlatih di sini, pasti  dapat memberikan kesegaran dan kesehatan bagi kita, dibanding saat olahraga di Lapangan Saparua, kita latihan sambil refreshing ," lanjut Danpussimpur.

Tak lupa, jebolan Akademi Militer tahun 1996 ini menyampaikan penekanan untuk tetap menjaga faktor keamanan selama latihan berlangsung. "Medan latihan yang akan kita lalui memang relatif aman, namun saya tetap tekankan ulang agar semua prajurit tetap fokus dan menjaga keamanan masing-masing, jangan sampai terjadi insiden sekecil apapun. Latihan kita berhasil, apabila semua rangkaian kegiatan berlangsung dengan lancar dan aman," tegasnya.

Setelah pengarahan selesai, dilanjutkan dengan senam pemanasan, prajurit Pussimpur pun kemudian memulai latihan jelajah medan berjalan kaki sejauh tidak kurang dari lima kilo meter dengan menggunakan Ransel protap dan topi rimba dari pintu IV Tahura. Prajurit ini akan menyusuri jalan yang diperkeras menuju ke Gua Belanda.  

Di sepanjang kiri kanan jalan, dipenuhi pohon besar yang tertata rapi dan bersih. Hal ini menunjukan kesan bahwa Tahura yang awalnya sebagai Hutan Lindung Gunung Pulosari ini, pada tahun 1985, kemudian statusnya diubah menjadi Taman Hutan Raya, terlihat sangat terawat oleh Balai Pengelolaan Tahura yang merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.

Prajurit Pussimpur terlihat sangat bersemangat dalam latihan jelajah medan ini. Melalu jalanan  turunan dan tanjakan tak menyurutkan semangat mereka meski umumnya adalah prajurit yang sudah lama berdinas. Apalagi di kanan-kiri jalan dipenuhi pepohonan yang rindang, dengan sesekali tampak sekolompk kera saling berlompatan di pepohonan mengikuti perjalanan mereka,. Tentunya ini menjadi hiburan tersendiri bagi prajurit Pussimpur  untuk sejenak melupakan tugas kesehariannya yang selalu bergelut dengan peralatan elektronik berisi aplikasi simulasi petempuran sebagai media latihan simulasi bagi Kesatuan -Kesatuaan TNI AD.

Tampak di sepanjang rute, prajurit Pussimpur perlahan membentuk beberapa kelompok kecil. Mereka tak jarang menyapa dan memberikan semangat saat berpapasan dengan masyarakat yang  tengah berolah raga di sepanjang rute latihan jelajah medan tersebut.  Meski bukan hari libur, tapi cukup banyak lapisan masyarakat yang berolah raga di area Tahura ini. Masyarakatpun tampak senang dengan keramahan para prajurit TNI ini dan tak mau kalah membalas salam semangat dari prajurit Pussimpur. "Semangat Pak TNI," kata beberapa masyarakat.

Meski latihan ini berjalan kaki, ada kelompok prajurit Pussimpur yang tampak berlalri kecil terutama saat melalui jalan yang menurun curam dan panjang. Kata mereka lebih nyaman berlari dari pada jalan biasa, agar lutut tidak terasa sakit.

Setelah berjalan kaki menempuh jarak lima kilo meter, kelompok-kelompok pajurit Pussimpur pun tiba bergantian di finish tepatnya di depan pintu Gua Belanda. Sementara kelompok yang dipimpin Danpussimpur tampak memasuki Gua Belanda dari pintu belakang gua. "Kita sekarang berada d Gua Belanda, kita coba masuk dan ingin tahu sejauh mana sampai tembus ke depannya seperti apa" kata Danpussimpur saat memasuki gua. Dengan penerangan cahaya dari HP, rombongan ini berjalan menyusuri gua. Memang tidak ada cahaya yang masuk ke dalam gua, karena gua ini dibuat dari gunung yang dilubagi, tapi isi dalamnya cukup bersih dan terawat.

Mari sejenak, kita simak sedikit tentang Gua Belanda, dikenal juga dengan Goa Belanda, sudah ada sejak era kolonial, tepatnya dibangun pada tahun 1901 oleh Belanda. Aslinya, gua ini adalah sebuah terowongan yang dibuat untuk mendukung operasional pembangkit listrik tenaga air yang terletak tidak jauh dari lokasi tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, tujuan penggunaan gua ini mengalami perubahan dramatis. Pada tahun 1918, gua ini direnovasi dan diperluas, menambah beberapa koridor dan ruang baru untuk kepentingan militer.

Saat Perang Dunia II, Gua Belanda berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi tentara Belanda, serta sebagai pusat komunikasi militer yang aman dari serangan udara. Lokasinya yang strategis di pegunungan Dago memberikan perlindungan yang baik, menjadikannya sebagai markas yang aman. Selain itu, gua ini juga digunakan untuk menyimpan amunisi dan persediaan logistik perang.

Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya, Gua Belanda kembali berfungsi sebagai lokasi penyimpanan senjata bagi para pejuang kemerdekaan. Penggunaan gua ini oleh pihak rebel (pemberontak) yang berjuang melawan penjajahan menambah lapisan narasi sejarah yang mengelilinginya, menjadikannya saksi bisu dari perjuangan rakyat Indonesia.

"Ternyata tidak terlalu jauh, kita telah melewati Gua Belanda, kita sudah sampai di pintu depan gua," kata Danpussimpur sambil tersenyum.

Setalah semua prajurit Pussimpur tiba, dilanjutkan foto bersama di depan Gua Belanda. Setelah itu dilanjutkan dengan senam pendinginan dan pengecekan. Tampak suasana keakraban saat senam pendinginan, prajurit Pussimpur tanpa batasan pangkat, terlihat Danpussimpur, Wadan, para Perwira, Bintara dan Tamtama saling memijat bagian punggung secara bergantian untuk mengembalikan otot punggung yang tadi diebabani ransel.

Para prajurit yang tampak masih semangat ini kemudian beristirahat beberapa saat sambil melihat keindahan pemandangan alam dan menikmati hidangan yang tersedia, kemudian setelah itu kembali dan tiba di markas Pussimpur dengan selamat.
(AS/ Ril)

Previous
Next Post
Tidak ada komentar:
Write komentar

Proudly Powered by Blogger.